Profil Desa Bulurejo
Ketahui informasi secara rinci Desa Bulurejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Bulurejo, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Mengupas tuntas potensi agraris, industri gula kelapa sebagai ikon lokal, serta posisinya yang strategis di kawasan pesisir selatan dan Geopark Kebumen yang telah diakui UNESCO.
-
Sentra Ekonomi Agraris
Perekonomian desa sangat bertumpu pada sektor pertanian, dengan industri gula kelapa dari hutan rakyat Kiwel menjadi produk unggulan yang menopang kehidupan mayoritas warga.
-
Lokasi Strategis di Pesisir Selatan
Berada di Kecamatan Ayah yang terkenal dengan deretan pantai dan gua, Desa Bulurejo memiliki potensi besar sebagai wilayah penyangga dan pengembangan pariwisata terpadu.
-
Bagian dari Geopark Kelas Dunia
Sebagai bagian dari kawasan Geopark Kebumen (sebelumnya Geopark Nasional Karangsambung-Karangbolong), desa ini memiliki nilai geologis dan ekologis yang signifikan, membuka peluang untuk ekowisata dan penelitian.

Terletak di antara perbukitan karst dan dekat dengan pesona Samudra Hindia, Desa Bulurejo di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menjelma sebagai representasi ideal sebuah desa agraris yang tangguh. Jauh dari hiruk pikuk kota, desa ini menyimpan potensi ekonomi berbasis kerakyatan yang kuat, terutama melalui produksi gula kelapa, sambil memegang peran strategis dalam peta pariwisata dan geologi kawasan selatan Kebumen.Desa Bulurejo merupakan bukti nyata bahwa kekayaan alam, bila dikelola dengan kearifan lokal, dapat menjadi tulang punggung kesejahteraan masyarakat. Dengan topografi yang menantang dan kesuburan lahan yang terjaga, warga desa secara turun-temurun menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan. Posisi geografisnya yang unik memberikan desa ini karakter ganda: sebagai lumbung pangan sekaligus gerbang menuju beberapa destinasi wisata alam paling memukau di Jawa Tengah.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara administratif, Desa Bulurejo terletak di bagian barat Kabupaten Kebumen. Letaknya yang berada di Kecamatan Ayah membuat desa ini menjadi bagian penting dari kawasan pesisir selatan Jawa. Luas wilayah Desa Bulurejo tercatat sekitar 2,58 kilometer persegi atau 258,1 hektar, yang sebagian besar terdiri dari lahan pertanian, perkebunan rakyat dan area perbukitan.Berdasarkan data kependudukan, pada tahun 2025, Desa Bulurejo dihuni oleh sekitar 2.322 jiwa. Komposisinya terdiri dari 1.178 penduduk laki-laki dan 1.144 penduduk perempuan, yang tersebar dalam 664 Kepala Keluarga (KK). Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 899 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat hunian yang cukup padat untuk sebuah wilayah pedesaan.Batas-batas wilayah Desa Bulurejo yakni sebagai berikut:
Utara: Berbatasan dengan desa lain di lingkup Kecamatan Ayah.
Selatan: Berbatasan dengan Samudra Hindia, memberikan akses tidak langsung ke potensi bahari.
Barat: Berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Cilacap, menciptakan interaksi sosial dan ekonomi antar-kabupaten.
Timur: Berbatasan dengan desa tetangga di Kecamatan Ayah.
Topografi desa ini didominasi oleh perbukitan kapur (karst) yang merupakan ciri khas pegunungan selatan Jawa. Di sela-sela perbukitan, terhampar lahan persawahan tadah hujan dan perkebunan kelapa yang menjadi sumber utama mata pencaharian warga.
Potensi Ekonomi: Tulang Punggung Kesejahteraan Masyarakat
Perekonomian Desa Bulurejo digerakkan oleh sektor agraris yang solid. Pertanian menjadi napas kehidupan bagi mayoritas penduduk, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani. Lahan persawahan yang ada umumnya ditanami padi pada musim penghujan dan palawija seperti jagung, singkong, dan kacang-kacangan saat musim kemarau, memaksimalkan potensi lahan tadah hujan.Namun ikon ekonomi Desa Bulurejo yang paling menonjol ialah industri gula kelapa. Desa ini memiliki kawasan hutan kelapa rakyat yang luas, dikenal dengan sebutan Hutan Kiwel. Setiap pagi, para penderes—sebutan bagi penyadap nira kelapa—memanjat puluhan pohon untuk mengumpulkan nira segar. Nira ini kemudian diolah secara tradisional di dapur-dapur rumah warga menjadi gula cetak (gula merah) dan gula semut (gula kristal).Sutarno, seorang perajin gula kelapa dari Desa Bulurejo, menjelaskan bahwa keahlian ini diwariskan dari generasi ke generasi. "Kami belajar menderes dan memasak gula sejak remaja. Ini bukan sekadar pekerjaan, tetapi sudah menjadi bagian dari hidup kami," ujarnya saat ditemui pada Jumat (27/6/2025). Gula kelapa dari Bulurejo dan desa-desa sekitarnya dikenal memiliki kualitas premium dengan aroma yang khas, menjadikannya komoditas yang diminati pasar lokal hingga regional.Untuk mendukung geliat ekonomi ini, Pemerintah Desa Bulurejo terus berupaya memperkuat peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes diharapkan dapat menjadi jembatan bagi para perajin gula kelapa untuk mendapatkan akses pasar yang lebih luas, permodalan, serta inovasi produk, seperti pengemasan yang lebih modern dan standar sertifikasi untuk meningkatkan nilai jual.
Pariwisata dan Potensi Tersembunyi
Meskipun Desa Bulurejo sendiri tidak memiliki objek wisata pantai yang secara khusus dikembangkan, lokasinya di Kecamatan Ayah menempatkannya dalam "Segitiga Emas" pariwisata Kebumen. Desa ini menjadi jalur perlintasan dan wilayah penyangga bagi destinasi-destinasi populer seperti Pantai Ayah (Logending), Pantai Menganti, Gua Jatijajar, dan Gua Petruk.Keunggulan terbesar Desa Bulurejo ialah statusnya sebagai bagian integral dari Geopark Kebumen, yang telah diakui sebagai UNESCO Global Geopark. Kawasan geopark ini mencakup situs-situs warisan geologi, biologi, dan budaya yang luar biasa. Perbukitan karst di Bulurejo merupakan bagian dari formasi geologi lantai samudra purba yang terangkat jutaan tahun lalu.Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen dalam sebuah kesempatan menyatakan, "Pengembangan pariwisata di Kebumen tidak hanya fokus pada destinasi utama, tetapi juga pada desa-desa penyangga. Desa seperti Bulurejo memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata dan ekowisata."Potensi ini dapat diwujudkan melalui paket-paket wisata edukasi, di mana wisatawan dapat merasakan pengalaman otentik menjadi penderes nira, belajar membuat gula kelapa secara tradisional, atau menjelajahi jalur perbukitan karst yang indah. Inisiatif seperti ini tidak hanya akan memberikan sumber pendapatan alternatif bagi warga, tetapi juga memperkuat identitas desa dan melestarikan kearifan lokal.
Infrastruktur, Sosial, dan Budaya
Pembangunan infrastruktur dasar terus menjadi prioritas pemerintah desa dan kabupaten. Akses jalan utama yang menghubungkan Desa Bulurejo dengan pusat kecamatan dan jalan lintas selatan-selatan (JJLS) sudah dalam kondisi baik, mempermudah mobilitas warga dan distribusi hasil bumi. Jaringan listrik dan sinyal telekomunikasi juga telah menjangkau sebagian besar wilayah desa.Di bidang pendidikan, terdapat fasilitas pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Sekolah Dasar Negeri (SDN Bulurejo) yang menjadi pusat pembelajaran bagi anak-anak desa. Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, para siswa biasanya melanjutkan ke sekolah di pusat kecamatan atau kota terdekat. Fasilitas kesehatan dasar seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Poskesdes aktif memberikan layanan kesehatan preventif dan kuratif bagi masyarakat, terutama ibu dan anak.Kehidupan sosial masyarakat Desa Bulurejo masih sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Tradisi seperti kerja bakti membersihkan lingkungan atau membantu tetangga yang sedang hajatan masih terjaga dengan baik. Dalam hal keagamaan, mayoritas penduduknya merupakan pemeluk agama Islam yang taat, dengan masjid dan musala yang tersebar di setiap dusun berfungsi sebagai pusat kegiatan ibadah dan sosial.
Tantangan dan Arah Pembangunan ke Depan
Seperti banyak desa agraris lainnya, Desa Bulurejo menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya ialah regenerasi petani dan penderes. Generasi muda cenderung lebih tertarik untuk bekerja di sektor formal atau merantau ke kota besar. "Ini menjadi perhatian kami bersama, bagaimana membuat profesi petani dan perajin gula kelapa tetap menarik bagi generasi penerus," ungkap seorang tokoh masyarakat.Tantangan lainnya meliputi stabilitas harga komoditas pertanian, terutama gula kelapa, yang seringkali fluktuatif. Penguatan kelembagaan seperti kelompok tani dan BUMDes menjadi kunci untuk menciptakan posisi tawar yang lebih kuat di pasar. Selain itu, adaptasi terhadap perubahan iklim, khususnya dalam pengelolaan sumber daya air untuk pertanian tadah hujan, menjadi agenda penting untuk menjaga ketahanan pangan desa.Ke depan, arah pembangunan Desa Bulurejo diproyeksikan akan berfokus pada tiga pilar utama: modernisasi pertanian berkelanjutan, pengembangan agrowisata berbasis komunitas, dan penguatan sumber daya manusia. Dengan memadukan kekayaan agraris, posisi strategis di kawasan Geopark UNESCO, dan semangat gotong royong warganya, Desa Bulurejo memiliki fondasi yang kokoh untuk tumbuh menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera tanpa harus kehilangan identitas dan kearifan lokalnya.